Studi Kelayakan Usaha

Jazzenda Sheffa Zaffatista 

41324010008


1. Analisis Integratif – Hubungan Aspek Pasar, Teknis, dan Finansial



Ketiga aspek kelayakan — pasar, teknis, dan finansial — saling terkait dan tidak dapat dianalisis secara terpisah.


  • Kelayakan pasar menentukan apakah ada permintaan yang cukup untuk produk/jasa.
  • Kelayakan teknis menilai apakah perusahaan mampu memproduksi produk tersebut secara efisien.
  • Kelayakan finansial mengevaluasi apakah usaha memberikan keuntungan dan layak untuk dibiayai.




Hubungan antara ketiganya



  1. Pasar mempengaruhi teknis:
    Jika permintaan pasar tinggi, kapasitas produksi (mesin, tenaga kerja, bahan baku) harus ditingkatkan.
  2. Teknis mempengaruhi finansial:
    Semakin besar kapasitas produksi, semakin tinggi biaya investasi dan biaya operasional, yang berdampak pada proyeksi profit.
  3. Pasar mempengaruhi finansial:
    Jika pasar kecil, potensi pendapatan terbatas dan usaha bisa tidak layak secara finansial.




Contoh konkret



Misal hasil kelayakan pasar menunjukkan:


  • Permintaan teh boba di area kampus = 500 gelas/hari



Dampak ke teknis:


  • Mesin sealer kapasitas kecil (100 gelas/hari) tidak cukup → perlu mesin kapasitas 600 gelas/hari
  • Butuh 2–3 karyawan tambahan



Dampak ke finansial:


  • Investasi mesin naik dari Rp 2 juta → Rp 7 juta
  • Biaya operasional meningkat → mempengaruhi BEP (break even point)



Jika pasar ternyata hanya 150 gelas/hari, keputusan teknis dan finansial akan berbeda total.





2. Business Model Canvas (BMC) vs Business Plan Tradisional




Mengapa BMC lebih efektif pada tahap awal?



  1. Sederhana dan visual: 1 halaman berisi 9 blok inti → mudah diperbarui.
  2. Fleksibel: Cocok untuk tahap eksplorasi karena asumsi bisa berubah cepat.
  3. Fokus pada value creation: Tidak terjebak detail administratif seperti business plan tradisional (25–50 halaman).
  4. Mendorong iterasi: Cocok digunakan bersamaan metode lean startup.




Contoh perubahan satu blok mempengaruhi blok lain



Jika Value Proposition berubah dari “Fast delivery” menjadi “Healthy homemade food”:


  • Customer Segment juga berubah ke konsumen yang peduli kesehatan
  • Key Activities berubah menjadi pengembangan menu sehat
  • Key Partners berubah ke supplier bahan organik
  • Cost Structure meningkat karena bahan baku lebih mahal
  • Revenue Model berubah karena harga jual naik






3. Validitas & Reliabilitas Data – Evaluasi Peluang Bisnis




Strategi memastikan validitas data



  • Gunakan instrumen survei yang diuji coba (pilot test)
  • Pertanyaan jelas dan tidak ambigu
  • Sampling sesuai target pasar
  • Bandingkan data dengan data sekunder (BPS, jurnal, laporan industri)




Strategi menjaga reliabilitas data



  • Gunakan format pertanyaan konsisten
  • Lakukan survei pada waktu & kondisi yang serupa
  • Berikan pelatihan singkat kepada enumerator




Mengatasi bias



  1. Bias kualitatif (wawancara)
    • Gunakan pertanyaan terbuka
    • Hindari memandu jawaban
    • Rekam percakapan agar tidak salah interpretasi

  2. Bias kuantitatif (survei)
    • Acak urutan pertanyaan
    • Pastikan responden bukan teman dekat agar tidak ada “social desirability bias”
    • Gunakan skala Likert untuk mengurangi subjektivitas






4. Pentingnya Triangulasi Data



Triangulasi data = menggabungkan beberapa sumber data untuk memastikan validitas kesimpulan.

Ini penting karena evaluasi peluang bisnis rentan bias dan keputusan investasi tidak boleh berbasis satu sumber data saja.



Contoh triangulasi untuk bisnis retail pakaian



Ide bisnis: Toko pakaian casual di dekat kampus


  • Data survei: 70% mahasiswa ingin pakaian dengan harga Rp 50–100 ribu
  • Data wawancara: Pedagang lama mengatakan tren pakaian oversize sedang naik
  • Observasi lapangan: Mahasiswa sering membeli pakaian di online shop, jarang toko fisik



Hasil triangulasi:


  • Pelanggan butuh harga terjangkau
  • Produk paling diminati: model oversize
  • Strategi paling tepat: toko kecil + online store (omni-channel)






5. Analisis PESTEL – Faktor Social dalam Fashion Sustainable




Bagaimana faktor sosial menciptakan peluang?



  • Konsumen semakin peduli eco-friendly, anti-fast-fashion
  • Tren “slow fashion” dan pakaian daur ulang meningkat
  • Gen Z cenderung memilih brand yang punya nilai keberlanjutan



Contoh peluang:

Brand yang membuat pakaian dari kain daur ulang berpotensi memiliki posisi pasar kuat karena relevan dengan tren etis.



Bagaimana faktor sosial menjadi ancaman?



  • Tren sosial berubah cepat → bisa membuat produk sustainable tidak lagi dianggap “keren”
  • Konsumen ingin harga murah, sedangkan produk sustainable biasanya lebih mahal
  • Adanya perdebatan tentang “greenwashing”



Contoh ancaman:

Jika harga pakaian sustainable Rp 250 ribu, namun fast fashion hanya Rp 80 ribu, pasar bisa beralih.





6. Triple Bottom Line dalam Perencanaan Bisnis




Integrasi People, Planet, Profit



Perencanaan bisnis harus menyeimbangkan:


  • People: kesejahteraan karyawan & komunitas
  • Planet: penggunaan sumber daya yang ramah lingkungan
  • Profit: bisnis tetap untung




Contoh integrasi



  • Menggunakan bahan baku lokal (planet)
  • Memberi pelatihan karyawan (people)
  • Mengatur harga agar margin tetap sehat (profit)




Metrik untuk tiap elemen

Elemen

Metrik

People

tingkat kepuasan karyawan, upah layak, total tenaga kerja lokal

Planet

penggunaan energi per unit produk, limbah terolah, penggunaan bahan ramah lingkungan

Profit

margin keuntungan, ROI, cash flow


7. Manajemen Risiko Startup Ed-Tech




Tiga risiko utama & mitigasi



  1. Risiko teknis (server down, bug sistem)
    Mitigasi: monitoring 24/7, sistem backup, QA rutin
  2. Risiko pasar (minim pengguna)
    Mitigasi: survei pengguna, fitur yang sesuai kebutuhan, uji coba gratis
  3. Risiko konten (kurang berkualitas atau tidak relevan)
    Mitigasi: kolaborasi dengan ahli pendidikan, kurasi konten, update berkala


Cara mengukur toleransi risiko



  • Melalui Risk Matrix (probabilitas × dampak)
  • Menentukan batas kerugian maksimum yang masih dapat diterima
  • Menggunakan KPI seperti churn rate, CAC, uptime 99%



8. Transformasi Ide → Eksekusi (Integrasi Tugas 1–3)




Proses transformasi



  1. Tugas 01 – Validasi Pasar & Studi Kelayakan
    • Identifikasi masalah → peluang
    • Hitung permintaan, teknis, dan finansial

  2. Tugas 02 – Evaluasi Lapangan & Triangulasi
    • Wawancara, survei, observasi
    • Menghilangkan asumsi salah

  3. Tugas 03 – Perencanaan Bisnis
    • Menyusun BMC, strategi operasional, rencana 30–90 hari




Prioritas resources berdasarkan fase



  • Fase Validasi → waktu & riset (bukan uang)
  • Fase Pengembangan → SDM teknis, developer, desain
  • Fase Eksekusi → modal produksi, marketing, operasional


9. Metrik Non-Finansial dalam Kesuksesan Usaha

Contoh metrik kritikal


  1. Customer Satisfaction Score (CSAT)
    • Diukur dari survei kepuasan setelah transaksi

  2. Net Promoter Score (NPS)
    • Mengukur loyalitas dan rekomendasi

  3. Brand Awareness
    • Jumlah pencarian, impresi sosial media

  4. Sustainability Metrics
    • Limbah yang dikurangi, penggunaan energi, dampak sosial


Hubungan dengan sustainability jangka panjang


Metrik tersebut membantu melihat apakah bisnis:


  • dicintai pelanggan
  • memiliki nama yang kuat
  • memberi dampak sosial–lingkungan positif

Jika semua stabil, bisnis memiliki daya tahan lebih panjang daripada hanya bergantung pada laba.


10. Adaptasi dan Iterasi – Lean Startup

Ketika data lapangan bertentangan dengan asumsi awal:

  • Jangan langsung memaksa produk tetap dipasarkan
  • Lakukan iterasi (perbaikan) atau pivot (ubah model bisnis)




Proses iterasi (Build–Measure–Learn)



  1. Build: buat versi sederhana (MVP)
  2. Measure: kumpulkan data pengguna
  3. Learn: evaluasi → apakah lanjut, ubah, atau pivot

Contoh kasus

Asumsi awal: Mahasiswa ingin aplikasi laundry.

Data: 60% mahasiswa lebih memilih jasa pickup/delivery manual tanpa aplikasi.


Iterasi:

  • Fokus pada layanan pickup via WhatsApp
  • Menurunkan biaya pembuatan aplikasi
  • Mengoptimalkan operasional lapangan

Lean startup membantu usaha tidak membuang biaya sebelum mengetahui kebutuhan pasar dengan pasti.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami Dasar-Dasar Ilmu Kewirausaha

Refleksi Pribadi: Menemukan Makna dan Tanggung Jawab dalam Dunia Wirausaha